KONSERVASI TANAH DAN
AIR
PENGERTIAN KONSERVASI TANAH
Konservasi
tanah dan air adalah usaha-usaha yang dilakukan oleh manusia untuk menjaga dan
meningkatkan produktivitas tanah serta kualitas dan kuantitas air.
§ Berikut akan diuraikan lagi beberapa penyebab turunnya
produktivitas tanah antara lain :
v Erosi
Kerusakan tanah pertanian di daerah tropis
sebagian besar disebabkan oleh pemilihan dan penerapan teknologi yang salah
tanpa memeperhatikan nilai-nilai ekologi. Salah satu dampak pemilihan dan penerapan
teknologi yang tidak benar adalah erosi.
Erosi tanah adalah suatu proses atau peristiwa
yang menyebabkan terlepasnya partikel-partikel tanah sebagai akibat tenaga air,
angin atau salju dan pengalirannya ke daerah yang lebih rendah. Erosi
mengakibatkan merosotnya produktivitas tanah, menurunnya daya dukung tanah
untuk memproduksi hasil pertanian dan terganggunya nilai keseimbangan
lingkungan hidup.
Di daerah tropis basah seperti Indonesia, erosi
terutama disebabakan oleh daya rusak air hujan. Air hujan yang jatuh ke
permukaan tanah sebagian merembes ke dalam tanah, sebagian kecil menguap dan
sebagian lagi mengalir di permukaan tanah menuju tempat yang rendah. Aliran
permukaan (run off) inilah yang menjadi penyebab erosi.
Bentuk erosi pun bermacam-macam. Secara umum
erosi dibedakan atas erosi geologi (alami) dan erosi dipercepat. Erosi alami
merupakan proses erosi yang berlangsung secara terus-menerus dalam rangkaian
pembentukan tanah dan aliran tanah, serta mengatur secara alami keseimbangan
kesuburan tanah untuk tumbuhnya vegetasi.
v Teknik Budi Daya
Teknik budi daya yang salah yang tidak
memperhatikan prinsip-prinsip konservasi tanah dan air akan mempercepat
rusaknya tanah pertanian. Teknik budi daya yang memberi kesempatan terjadinya
kerusakan tanah adalah:
(a) Usaha pertanian tanaman semusim yang menetap
tanpa diikuti oleh pemupukan yang cukup dan teknik-teknik konservasi yang
tepat. Tanaman semusim sebenarnya memerlukan unsur hara jauh lebih benyak
daripada tanaman keras yang berumur panjang pada jangka waktu yang sama. Hal
ini berarti semakin lama kesuburan tanah semakin menurun dan hasil yang
diperoleh juga ikut turun.
(b) Teknik pengolahan tanah dan penanaman yang
searah dengan lereng, akan memberikan peluang erosi lebih besar. Alur-alur
antara barisan tanaman seakan-akan merupakan saluran air. Keadaan ini apabila
dibiarkan cukup lama akan menimbulkan erosi parit, yang merusak kesuburan
tanah.
(c) Tanah yang terbuka tidak ditanam pada waktu
cukup lama akan menyebabkan agrgat-agregat tanah terpecah oleh tenaga air
hujan. Akibatnya pori-pori tanah tersumbat dan tanah menjadi padat. Hal ini
akan merusak aerasi tanah. Rusaknya aerasi tanah mengakibatkan berkurangnya
jumlah oksigen dalam tanah. Kondisi ini berpengaruh pada kecepatan disimilasi
(degradasi) bahan organik oeh mikro organism, sehingga proses mineralisasi dan
humifikasi terganggu. Keterlambatan mineralisasi dan humifikasi akan menurunkan
kesuburan tanah.
v Pembukaan Hutan Yang Kurang Terencana
Hutan merupakan kekayaan alam dan komponen
ekosistem yang berperan dalam mendukung kesuburan tanah dan daerah aliran
sungai. Kerusakan hutan erat kaitannya dengan berrkurangnya daya dukung
lingkungan yang disebabkan oleh meningkatnya jumlah areal bukaan baru
pertanian.
Namun keadaan itu tidak dapat dipertahankan
terus-menerus, karena kebutuhan akan lahan selalu mendesak. Akhirnya hutan
dibuka dan dijadikan lahan pertanian. Apabila penebangan hutan ini tidak
terencana, artinya tidak diikuti oleh usaha konservasi akan mewariskan
tanah-tanah gundul yang sangat peka terhadap erosi. Pengelolaan hutan yang
tidak tepat (misal management) telah menambah luasnya lahan kritis. Alang-alang
sebagai bagian dari tanah kritis akibat dari peladangan berpindah-pindah
(shifting gultivation) telah mencapai 16 juta hektar dengan penambahan 150 ribu
hektar tiap tahun.
v Pencemaran Tanah
Kerusakan / pencemaran tanah untuk produksi
biomassa adalah berubahnya sifat dasar tanah yang melampaui kriteria baku
kerusakan tanah. Sebagaimana pencemaran air dan udara, pencemaran tanah pun
merupakan akibat kegiatan manusia. Pencemaran tanah bisa disebabkan limbah
domestik, limbah industri, dan limbah pertanian
v Perusakan hutan
Akibat dari hutan yang rusak dapat mengurangi
daya serap tanah dan mengurangi kemampuannya dalam menampung dan menahan air,
sehingga tanah mudah tererosi.
v Proses kimiawi dan proses mekanis air hujan
Air hujan merupakan faktor utama terjadinya
kerusakan tanah melalui proses perubahan kimiawi dan sebagian lagi karena
proses mekanis. Air hujan yang turun sangat deras dapat mengikis dan menggores
tanah di permukaannya sehingga bisa terbentuk selokan. Pada daerah yang tidak
bervegetasi, hujan lebat dapat menghanyutkan tanah berkubik-kubik. Air hujan
dapat pula menghanyutkan lumpur sehingga terjadi banjir lumpur.
2.
MACAM-MACAM KONSERVASI TANAH DAN AIR
Metode konservasi tanah dan air dapat dibagi dalam tiga
golongan, yaitu:
Ø Metode vegetatif
Metode vegetatif adalah suatu cara pengelolaan
lahan miring dengan menggunakan tanaman sebagai sarana konservasi tanah
(Seloliman, 1997). Tanaman penutup tanah ini selain untuk mencegah atau
mengendalikan bahaya erosi juga dapat berfungsi memperbaiki struktur tanah,
menambahkan bahan organik tanah, mencegah proses pencucian unsur hara dan
mengurangi fluktuasi temperatur tanah.
Metode vegetatif untuk konservasi tanah dan air
termasuk antara lain: penanaman penutup lahan (cover crop) berfungsi untuk
menahan air hujan agar tidak langsung mengenai permukaan tanah, menambah
kesuburan tanah (sebagai pupuk hijau), mengurangi pengikisan tanah oleh air dan
mempertahankan tingkat produktivitas tanah (Seloliman, 1997).
ü Syarat-syarat dari tanaman penutup tanah, antara lain:
1. Dapat berkembang dan daunnya banyak.
2. Tahan terhadap pangkasan.
3. Mudah diperbanyak dengan menggunakan biji.
4. Mampu menekan tanaman pengganggu.
5. Akarnya dapat mengikat tanah, bukan merupakan
saingan tanaman pokok.
6. Tahan terhadap penyakit dan kekeringan.
ü Tipe-tipe tanaman lajur berseling adalah:
• Countur strip cropping, adalah penanaman
berselang berdasarkan garis kontur.
• Field strip cropping, digunakan untuk
kelerengan yang tidak bergelombang dengan jalur dapat melewati garis kontur,
tetapi tanaman tidak melewati garis kontur.
• Wind strip cropping, digunakan pada lahan yang
datar atau kelerengan yang tidak tajam dengan jalur tanaman tegak lurus arah
angin, sehingga kadang-kadang arah alur searah dengan kelerengan.
• Buffer strip cropping, adalah lajur tanaman
yang diselingi dengan lajur rumput atau legume sebagai penyangga.
2. Menanam secara kontur (Countur planting),
dilakukan pada kelerengan 15 – 18 % dengan tujuan untuk memperbesar kesempatan
meresapnya air sehingga run off berkurang.
3. Pergiliran tanaman (crop rotation).
4. Reboisasi atau penghijauan.
Ø
Metode mekanik
Cara mekanik adalah cara pengelolaan lahan
tegalan (tanah darat) dengan menggunakan sarana fisik seperti tanah dan batu
sebagai sarana konservasi tanahnya. Tujuannya untuk memperlambat aliran air di
permukaan, mengurangi erosi serta menampung dan mengalirkan aliran air
permukaan (Seloliman, 1997)
Pengolahan tanah
menurut kontur adalah setiap jenis pengolahan tanah (pembajakan, pencangkulan,
pemerataan) mengikuti garis kontur sehingga terbentuk alur-alur dan jalur
tumpukan tanah yang searah kontur dan memotong lereng. Alur-alur tanah ini akan
menghambat aliran air di permukaan dan mencegah erosi sehingga dapat menunjang
konservasi di daerah kering. Keuntungan utama pengolahan tanah menurut kontur
adalah terbentuknya penghambat aliran permukaan yang memungkinkan penyerapan
air dan menghindari pengangkutan tanah. Oleh sebab itu, pada daerah beriklim
kering pengolahan tanah menurut kontur juga sangat efektif untuk konservasi
ini.
Ø Metode kimia
Kemantapan struktur tanah merupakan salah satu
sifat tanah yang menentukan tingkat kepekaan tanah terhadap erosi. Yang
dimaksud dengan cara kimia dalam usaha pencegahan erosi, yaitu dengan
pemanfaatan soil conditioner atau bahan-bahan pemantap tanah dalam hal
memperbaiki struktur tanah sehingga tanah akan tetap resisten terhadap erosi
(Kartasapoetra dan Sutedjo, 1985).
Bahan kimia sebagai soil conditioner mempunyai
pengaruh yang besar sekali terhadap stabilitas agregat tanah. Pengaruhnya
berjangka panjang karena senyawa tersebut tahan terhadap mikroba tanah.
Permeabilitas tanah dipertinggi dan erosi berkurang. Bahan tersebut juga memperbaiki
pertumbuhan tanaman semusim pada tanah liat yang berat (Arsyad, 1989).
3.
CONTOH KONSERVASI TANAH DAN AIR DI
KABUPATEN KUTAI BARAT
Contoh
konservasi tanah dan air dikabupaten Kutai Barat adalah adanya waduk/bendungan
Mentiwan. Waduk Mentiwan berada di kecamatan Melak ulu.Waduk ini digunakan
sebagai sarana irigasi bagi sawah disekitar waduk, supply air untuk budidaya
ikan air tawar dan untuk pemenuhan kebutuhan air masyarakat di sekitar waduk.
Dengan adanya waduk tersebut, dapat mencukupi pasokan dan kebutuhan air warga
Mentiwan di musim kemarau serta mencegah banjir di musim penghujan.
4.
Daftar pustaka